“Bu, ini ada surat dari sekolah,” kata seorang anak kepada ibunya.
“Surat apa?” tanya ibunya langsung.
“Entahlah. Aku tidak diperbolehkan membukanya,” jawab anak itu sambil mengedikkan bahu.
Sang ibu segera membaca surat tersebut. Lalu, dia terkesiap. Hampir saja surat terjatuh dari tangannya yang gemetar.
“Apa isi suratnya, Bu?” tanya anaknya.
Sang ibu terdiam sebentar. Dia masih berusaha menata perasaannya yang tak keruan. “Mmm … isi suratnya … pihak sekolah tidak lagi mampu menerimamu sebagai murid. Kamu terlalu pintar, Nak. Ibu bangga kepadamu. Ibu diharuskan mencari guru yang lebih baik untukmu,” jawab sang ibu tersenyum. Dia membelai sayang rambut anaknya.
Semenjak itu, sang ibu belajar lebih giat. Belajar demi mengajari anaknya yang dikeluarkan oleh sekolah. Dia mengumpulkan banyak buku dan rajin bertanya kepada para cendekia. Sang ibu terus berjuang hingga akhirnya anaknya menjadi tokoh sukses yang dikagumi banyak orang.
Puluhan tahun kemudian, tanpa sengaja sang anak menemukan surat yang dulu diberikan pihak sekolah kepada ibunya. Penasaran, dia membacanya.
“Surat apa?” tanya ibunya langsung.
“Entahlah. Aku tidak diperbolehkan membukanya,” jawab anak itu sambil mengedikkan bahu.
Sang ibu segera membaca surat tersebut. Lalu, dia terkesiap. Hampir saja surat terjatuh dari tangannya yang gemetar.
“Apa isi suratnya, Bu?” tanya anaknya.
Sang ibu terdiam sebentar. Dia masih berusaha menata perasaannya yang tak keruan. “Mmm … isi suratnya … pihak sekolah tidak lagi mampu menerimamu sebagai murid. Kamu terlalu pintar, Nak. Ibu bangga kepadamu. Ibu diharuskan mencari guru yang lebih baik untukmu,” jawab sang ibu tersenyum. Dia membelai sayang rambut anaknya.
Semenjak itu, sang ibu belajar lebih giat. Belajar demi mengajari anaknya yang dikeluarkan oleh sekolah. Dia mengumpulkan banyak buku dan rajin bertanya kepada para cendekia. Sang ibu terus berjuang hingga akhirnya anaknya menjadi tokoh sukses yang dikagumi banyak orang.
Puluhan tahun kemudian, tanpa sengaja sang anak menemukan surat yang dulu diberikan pihak sekolah kepada ibunya. Penasaran, dia membacanya.
“Maaf, anak Ibu terlampau bodoh. Ya, dia anak yang paling bodoh di sekolah. Kami tidak sanggup lagi menanganinya. Tidak ada guru yang sanggup. Mulai hari ini, anak Ibu kami keluarkan dari sekolah. Terima kasih.”
Seketika anak itu menegakkan kepala. Jadi … selama ini ….? Oh, Ibu!
Seketika anak itu menegakkan kepala. Jadi … selama ini ….? Oh, Ibu!
Adakah yang tahu siapa anak itu? Anak itu bernama … Thomas Alva Edison.
-o00o-
Mata saya mencari-cari sosok Gamma Abdurrahman Thohir, sosok yang siang itu akan mempresentasikan proyek Micro Hydro for Indonesia di @america, Pasific Place Mall, Jakarta (12/11). Layar besar terpampang terang. Slide siap dimainkan. Sekitar 200 audiens (sebagian siswa sekolah di Jabodetabek) sudah memenuhi ruangan.
Seorang remaja berdiri di panggung. Rada kikuk dan malu-malu. Diakah Gamma Thohir? Hm, penampilannya tidak berbeda dengan remaja kebanyakan.
Well, beberapa menit kemudian, penilaian saya berubah seratus delapan puluh derajat. Penampilan luar boleh sama, tapi tidak dengan isi kepala. Gamma memaparkan semua yang dia ketahui tentang Micro Hydro for Indonesia secara jelas dan runtut. Pemikiran yang luar biasa untuk remaja seusianya. Another surprise, Gamma memaparkannya dalam bahasa Inggris yang lancar bleh kayak aeeer!
Familiar dengan nama belakang “Thohir”? Yap, Gamma memang putra pengusaha ternama, Boy Thohir. Saya pernah cerita tentang kiprah Boy Thohir di postingan Clean Up Jakarta Day: Yuk, Gotong Royong Perangi Sampah!dan Adaro Grup Berbagi Bersama 1000 Anak Panti Asuhan di Bulan Ramadhan.
Apa sebenarnya proyek Micro Hydro for Indonesia?
Awalnya Gamma mendapat tugas membuat proyek dari sekolah. Remaja 15 tahun ini ingin membuat proyek yang lain daripada yang lain. Seperti yang sudah pernah saya ceritakan, Boy Thohir selalu mendidik anak-anaknya untuk doing something on high standard. Jadi, jangan heran kalau putri kembar Boy Thohir, Gabriella Thohir dan Giovanna Thohir, punya proyek The Bekantans Twins. Sekarang giliran si bungsu, Gamma Thohir, menginisiasi proyek Micro Hydro for Indonesia. Aaakkk … salut!
Nah, Gamma yang sejak dulu tertarik dengan sains kagum beratz sama Thomas Alva Edison. Dia ingin teman-temannya di desa bisa merasakan kehadiran listrik, penemuan Thomas Alva Edison. Gamma pun menggali info tentang sumber energi hingga akhirnya dia menemukan sesuatu ….
MICRO HYDRO!
Micro Hydro merupakan sumber energi yang ramah lingkungan. Simpelnya, teknologi ini menggunakan energi kinetik dari arus air desa setempat untuk memutar turbin yang nantinya akan diubah menjadi energi listrik. Salah satu solusi pemenuhan kebutuhan energi di desa-desa di Indonesia.
Micro Hydro agak beda dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Kapasitas PLTA lebih dari 10 MW, sementara Micro Hydro kurang dari 100 KW. Target Gamma, kapasitas Micro Hydro buatannya mampu mencapai 30 – 40 MW.
Apa saja tantangan melaksanakan proyek Micro Hydro for Indonesia?
“Pertama, substansinya aja udah sulit, ya. Kedua, Gamma memilih daerah Ciptagelar untuk lokasi proyeknya. Ini benar-benar tantangan,” kata Okti Damayanti, pimpinan CSR Adaro. Fyi, Kasepuhan Ciptagelar merupakan kampung adat di Dusun Sukamulya, Desa Sinar Resmi, sebuah tempat terpencil di Sukabumi, Jawa Barat. Tempat indah di kaki Gunung Halimun.
Kebayang dong pegimana rumitnya anak Jakarta main ke tempat terpencil? Perjalanan Jakarta – Ciptagelar sekitar 10 jam. Sesampainya di sana kudu jalan lagi tanpa alas kaki sampai susah payah melewati sungai. Entah berapa kali Gamma tergelincir. Tapi, Gamma tidak kapok. Dia tetap semangat!
Ignatius Iryanto, Deputi Direktur Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN), mengatakan bahwa tidak ada yang memaksa Gamma melakukan semua ini. Gamma mendatangi gurunya dengan proposal yang komplet, presentasi yang mantap, dan pendirian yang teguh. YABN memutuskan untuk memberikan pendampingan pada proyek Gamma.
Menurut Gamma, tantangan terbesar justru adalah mencari cara mendekatkan diri dengan penduduk Kasepuhan Ciptagelar. Enggak bisa, kan, kita datang ujug-ujug begitu aja. Belum tentu masyarakat adat sana mau menerima. Alhamdulillah, Gamma bisa membuktikan niat baik dan kesungguhan hatinya.
![]() |
Gamma bersahabat dengan Junen, penduduk Kasepuhan Ciptagelar |
Lalu, apa yang memotivasi Gamma?
“Kamu harus menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai, itu kata-kata Ayah yang selalu saya ingat. Proyek ini bukan sekadar proyek sekolah. Proyek ini untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,” jelas Gamma. Ih, saya sampai merinding euy. Jiwa sosialnya bukan maeeen! Gamma memilih Kasepuhan Ciptagelar karena tempat ini indah, namun belum ada pasokan listrik. Ada kesenjangan antara kota dan pelosok. Gamma ingin meminimalisasi, bahkan kalau bisa, menghapus kesenjangan tersebut.
Aktivitas sehari-hari Gamma?
Dari tadi ngomongin proyek Micro Hydro for Indonesia, saya jadi kepo-po-po. Aktivitas sehari-hari Gamma itu apa, sih? Belajar melulu, kali, ya?
“Aktivitas saya sehari-hari sama kayak anak-anak lainnya. Yang pasti, saya senang baca buku. Ayah bilang, kalau mau pintar, harus baca buku. Saya juga hobi main basket!” kata Gamma tersenyum. Siswa Sekolah Global Jaya Bintaro ini bercita-cita menjadi pengusaha seperti ayahnya. Jadi pengusaha itu butuh networking yang bagus. Makanya Gamma senang bersosialisasi dan berteman dengan siapa aja.
![]() |
Saya dan Gamma Thohir, udah kayak ibu dan anak, ya? |
Dukungan Ibu?
Selain ayahnya Boy Thohir, Ibu pastinya juga punya peran besar. Kisah Thomas Alva Edison di atas adalah salah satu kisah yang menunjukkan betapa besar kekuatan orangtua untuk mengarahkan anak-anaknya, apakah nanti akan menjadi baik atau buruk. Proyek Micro Hydro proyek sulit. Gamma tidak melangkah sendiri. Ibu kerap menemani dan memberikan wejangan-wejangan kepada Gamma.
Teman-teman, mungkin proyek Micro Hydro sudah banyak yang melakukan. Tapi, oleh anak berusia 15 tahun? Semoga banyak generasi muda yang mengikuti jejak Gamma, ya!
Gamma mengajak kita semua, khususnya remaja sebaya Gamma, buat ikutan bantu. Insya Allah Juli 2016 proyek Micro Hydro for Indonesia beroperasi. Proyek ini merupakan proyek berkesinambungan. So, daripada cuma nyetatus galau di medsos, mending medsosnya dipakai buat memperkenalkan proyek ini kepada khalayak luas. Bantuan juga bisa berupa donasi, lho. Atau, pengin kolaborasi? Mareee! Gamma masih butuh input untuk menyempurnakan proyeknya. Kalau proyek ini sukses, desa seantero negeri bisa melek listrik. Kehadiran listrik menumbuhkan usaha-usaha kecil yang bermanfaat meningkatkan perekonomian desa. Yuk, ah, dukung cita-cita mulia Gamma Thohir! [] Haya Aliya Zaki